This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 04 Juni 2024

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF



Nama                    : TETI NUR’AENI,S.Pd.,Gr.

CGP Angkatan      : X

Kabupaten            : Ciamis

Asal Sekolah       : SMKN 1 RAJADESA

 

LATAR BELAKANG

            Tujuan Pendidikan Indonesia menurut tokoh Pendidikan  Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun” anak, Guru pamong/pendamping diberi kebebasan, dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Guru dapat memberikan “tuntunan/contoh” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar dan mencapai tujuan belajar.

Ki Hajar menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan harus memfasilitasi anak untuk berkembang sesuai zamannya tanpa harus kehilangan akar budaya daerahnya. Penanaman karakter dan pembiasaan yang kuat melalui penanaman budaya positif di sekolah dan dirumah menjadi hal yang sangat penting.

Penerapan disiplin positif dengan membuat keyakinan kelas secara bersama-sama merupakan hal yang penting dilakukan. Terlebih lagi menuntun anak berkebutuhan khusus mempunyai tantangan tersendiri.  Hal ini dapat mewujudkan nilai-nilai kebajikan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, dan Kreatif. Budaya positif membantu murid untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.

Selain itu, saya juga ingin menumbuhkan motivasi intrinsik murid dalam melaksanakan budaya positif ini. Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga dapat menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan (Diane Gossen, 1998). Melalui penerapan keyakinan kelas ini dapat menumbuhkan motivasi internal setiap murid untuk benar-benar “merdeka” yaitu mereka dapat cakap memerintah diri sendiri dalam melakukan disiplin positif di kelas dan juga di lingkungan sekolah. 


TUJUAN AKSI NYATA

Kegiatan aksi nyata ini bertujuan untuk menerapkan budaya positif di lingkungan SMKN 1 RAJADESA dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif melalui penerapan disiplin positif, merubah paradigma stimulus respon menjadi teori control, menerapkan posisi control guru sebagai manajer, penanganan indisipliner siswa dengan segitiga restitusi, dan penerapan nilai-nilai Kebajikan melalui keyakinan kelas yang disepakati bersama.


LINI MASA TINDAKAN

  • Meminta izin kepada warga sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya penanaman budaya positif dan keyakinan kelas di sekolah SMKN 1 RAJADESA
  • Mengumpulkan  rekan guru untuk melakukan diseminasi pemahaman budaya positf, kesepakatan kelas dan profil pelajar Pancasila serta praktik segitiga restitusi sebagai dampak pelanggaran kesepakatan kelas
  • Guru berkolaborasi dengan peserta didik membuat kesepakatan (keyakinan) kelaS
  •  Menumbuhkan dan menanamkan pembiasaan nilai - nilai Profil Pelajar Pancasila
  • Menjadikan kesepakatan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di kelas atau di lingkungan sekola
  • Menayangkan video pembuatan keyakinan kelas
  • Mempraktikkan segitiga restitusi
  • Menerapkan keyakinan dan restitusi secara berkelanjutan dan konsisten di SMKN 1 RAJADEASA

DESKRIPSI AKSI NYATA

Untuk dapat terlaksana aksi nyata ini langkah pertama yang saya lakukan adalah saya menyampaikan rencana Diseminasi Budaya Positif yang diajukan oleh CGP pada tanggal 26 Mei 2024, CGP berdiskusi dengan rekan guru menyampaikan rencana Aksi Nyata Diseminasi Budaya Positif , dalam kegiatan ini rekan guru menyetujuinya.Kemudian CGP Menyusun Langkah-langkah Diseminasi Budaya Positif yang meliputi, materi dalam bentuk power point, undangan, daftar hadir, dan lain – lain. Sasaran Diseminasi Budaya Positif ini adalah Bapak Ibu Guru Tenaga Pendidik dan Kependidikan, alumni jurusan keguruan SMKN 1 RAJADESA .Kegiatan Diseminasi Budaya Positif dilaksanakan pada hari jumat, 31 mei  Mei 2024  dan dihadiri  seluruh pendidik dan tenaga kependidikan beserta alumni yang sedang berkuliah jurusan keguruan. Peserta seminar antusias menyimak materi seminar hingga seluruh materi selesai disampaikan oleh CGP selama kurang lebih satu jam setengah, dalam hal ini  seluruh rekan guru sangat mendukung program budaya positif di sekolah, dan mereka juga mulai paham dengan budaya positif sehingga berantusias untuk mulai menanamkan budaya positif tersebut.

HASIL AKSI NYATA

            Diseminasi budaya positif di sekolah diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter mulia, disiplin, dan bertanggung jawab, Upaya dari dari kegiatan diseminasi yang telah dilakukan sedikitnya telah meningkatkan pemahaman warga sekolah tentang penerapan Budaya Positif dan mendorong penerapanya secara aktif di sekolah. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran dan antusiasme merka daalam menerapkan nilai-nilai positif dikesehariannya.Penerapan Budaya Positif di sekolah juga mulai terlihat, hal ini dibuktikan dengan semakin kondusifnya lingkungan belajar, meningkatnya rasa saling menghormati antar sesama warga sekolah serta tumbuhnya semnagat kolaborasi dan gotong royong di sekolah. CGP juga sudah memfasislitasi proses penyusunan keyakinan kelas bersama murid, Dimana keyakina kelas ini merupakan pedoman bersama untuk bisa berprilaku baik di kelas sehingga tercipta lingkungan belajar yang diinginkan.Pada penerapan restitusi CGP juga telah memperkenalkan konsep segitiga restitusi yang bisa membantu murid untuk memahami kesalahan mereka dan mencari Solusi untuk memperbaikinya, sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman untuk bisa menjadi individu yang lebih bertanggung jawab.Kesemua hasil dari aksi nyata Budaya Positif ini menunjukan bahwa perubahan positif di sekolah dapat dicapai dengan komitmen, kolaborasi, strategi yang tepat serta konsisten.

TOLAK UKUR

  •  Guru mampu berkolaborasi untuk  mengimplementasikan apa yang telah di sampaikan
  • Guru mampu membimbing pembuatan keyakinan kelas yang akan di taati bersama
  • Murid mampu membuat keyakinan kelas untuk membangun kebiasan positif dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.Keyakinan kelas ini bukan hanya aturan melainkan komitmen bersama untuk mewujudkan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan.
  •  Murid mampu menjalankan keyakinan kelas yang telah dibuat dengan penuh tanggung jawab.Murid dapat melaksanakan keyakinan kelas bukan hanya patuh karena takut hukuman melainkan karena kesadaran dirinya.
  •  Murid  mampu menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
  • Murid mampu menunjukkan perubahan perilaku sebagai pembelajaran atas masalah yang pernah dihadapinya.
  • Murid mampu melaksanakan budaya positif (keyakinan kelas dan segitiga restitusi) secara konsisten

RENCANA PERBAIKAN

Berdasarkan dari evaluasi Aksi Nyata Budaya Positif  yang telah dilaksanakan, untuk perbaikan ke depan saya akan melakukan beberapa Tindakan perbaikan diantaranya:

1.      1. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan:

·  Feedback Berkala: Mengumpulkan feedback dari siswa, guru, dan orang tua secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas program budaya positif dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

·   Indikator Kinerja: Menetapkan indikator kinerja yang jelas dan terukur untuk memantau perkembangan budaya positif di sekolah dan membuat laporan evaluasi rutin

2.    2. Memanfaatkan restitusi untuk penyelesaian indisipliner siswa di sekolah dengan melatih guru dan  murid tentang konsep dan praktik restitusi, memberikan ruang dan waktu untuk kegiatan restitusi, mendokumentasikan proses restitusi untuk baha pembelajaran dan evakuasi.

3.      3, Meningkatkan kolaborasi dengan membangun kolaborasi yang kuat antar semua warga sekolah dalam mewujudkan budaya positif, memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi  dan komunikasi yang efektif terkait budaya positif

4.  4. Melakukan evaluasi dan refleksi secara berkala terhadap pelaksanaan aksi nyata budaya positif, mengindentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program, dan melakukan penyesuaian program serta perbaikan program berdasarkan hasil evalusi dan refleksi

5.   5. Pengembangan keyakinan kelas dengan memfasilitasi penyusunan keyakinan kelas secara berkala dengan melibatkan seluruh murid di kelas, memastikan keyakinan kelas selaras dengan profil pelajar Pancasila.

DUKUNGAN YANG DI BUTUHKAN

Dukungan dari seluruh warga sekolah serta partisipasi aktif orang tua di rumah dalam membiasakan budaya positif sangat dibutuhkan. Diharapkan seluruh warga sekolah bisa menjadi teladan bagi peserta didik dalam menanamkan budaya positif di sekolah. Kolaborasi seluruh warga sekolah dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah juga sangat penting.

Rabu, 07 Desember 2022

TETI NUR'AENI, S.Pd BEST PRACTICES DAN RENCANA TINDAK LANJUT

 

LK 3.1 Menyusun Best Practices dan Rencana Tindak Lanjut

(PPL 1,PPL 2, PPL 3,PPL 4)

 

PPG DALAM JABATAN

BAHASA INDONESIA – KATEGORI 2

2022

 

 


 

 

                                             Nama                  :  TETI NUR’AENI, S.Pd
                                             No UKG             :  201698408786
                                             NIP                    :  199211282022212017
                                             Asal Sekolah      :  SMKN 1 RAJADESA
                                            Mata Pelajaran     :  Bahasa Indonesia
                                              Kelas                  :  001


 

 

 

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

JL SILIWANGI NO.24 KAHURIPANKEC.TAWANG KAB. TASIKMALAYA

JAWA BARAT

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMK NEGERI 1 RAJADESA

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan yang ingin dicapai

TUJUAN YANG INGIN DICAPAI PPL SIKLUS 1, SIKLUS 2, SIKLUS 3 DAN SIKLUS 4 :

1.      Dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif  yaitu  model pembelajaran discovery learning diharapkan :

·         Guru mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membandingkan nilai-nilai kehidupan dalam teks hikayat dan cepren

·         Guru mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi sesuai dengan unsur pembangun puisi ( tema, diksi, gaya Bahasa, imaji, struktur, perwajahan).

2.      Dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif  yaitu  model pembelajaran Problem based learning diharapkan :

·         Guru Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menciptakan Kembali teks anekdot sesuai dengan struktur dan unsur kebahasaan dan  

·         mampu meningkatkan kemampuan anak dalam menulis teks eksposisi sesuai dengan struktur dan unsur kebahasaan.

3.      Dengan menggunakan media yang inovatif  yaitu LKPD , google form, google classroom,grup WA, Gawai, Infokus dan Laptop)  diharapakan :

·         Guru mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membandingkan nilai-nilai kehidupan dalam hikayat dan cerpen

·         Guru Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi sesuai dengan unsur pembangun puisi ( tema, diksi, gaya Bahasa, imaji, struktur, perwajahan)

·         Guru mampu meningkatkan kemampuan menciptakan Kembali teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan

·         Guru mampu meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan

 

Penulis

TETI NUR’AENI,S.PD

Tanggal

PPL SIKLUS 1 : Jumat, 14 oktober 2022  pukul 08.00 – 09.30 WIB

PPL SIKLUS 2 : Kamis, 27 oktober 2022  pukul 14.00 – 15.30 WIB

PPL SIKLUS 3 : Kamis, 10 November 2022  pukul 10.30 – 12.00 WIB

PPL SIKLUS 4 : Kamis, 24 november 2022 pukul pukul 10.30 – 12.00 WIB

Situasi PPL 1:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

PPL SIKLUS 1

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

Siswa kurang mampu dalam praktik membandingkan pada kompetensi, membandingkan teks hikayat dan cerpen baik lisan maupun tulisan. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal:

1.    Bahan bacaan yang Panjang sehingga anak menjadi malas membaca

2.    Terdapat kata arkais dalam hikayat yang sulit dimengerti

3.    Model pembelajaran masih menggunakan model yang konvensional atau klasik

4.    Media yang digunakan belum membuat anak tergugah untuk belajar, seperti penggunaan buku paket

5.    Keadaan makin buruk karena kurang pemanfaatan media pembelajaran TPACK seperti penggunaan KBBI onlen sehingga guru hanya mengandalkan kamus yang ada di perpustakaan.

PPL SIKLUS 2

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

Siswa kurang mampu dalam praktik menulis puisi sesuai dengan unsur pembangun puisi ( tema, diksi, gaya Bahasa, imaji, struktur, perwajahan). Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal:

1.      Kesulitan menentukan tema

2.      Kesulitan mengembangkan kata-kata

3.      Kesulitan dalam berimajinasi

4.      Model pembelajaran masih menggunakan model yang konvensional atau klasik

5.      Media yang digunakan belum membuat anak tergugah untuk belajar, dan anak belum terstimulus, seperti penggunaan buku paket saja

6.      Keadaan makin buruk karena kurang pemanfaatan media pembelajaran TPACK seperti minimnya literasi digital anak dalam mencari pengetahuan tentang puisi diluar buku paket yang sehari-hari digunakan

PPL SIKLUS 3

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

Siswa kurang mampu dalam membuat kritik dan humor berupa sindiran dalam pembelajaran menciptakan Kembali teks anekdot berdasarkan struktur dan unsur kebahasaan Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal:

1.   Kesulitan menentukan kritik yang tidak terlalu vulgar

2.   Kesulitan mengembangkan kata-kata

3.   Kesulitan menentukan humor atau hal lucu yang bersifat menyindir

4.   Model pembelajaran masih menggunakan model yang konvensional atau klasik

5.   Media yang digunakan belum membuat anak tergugah untuk belajar, dan anak belum terstimulus, seperti penggunaan buku paket saja

6.   Keadaan makin buruk saat pemanfaatan media tidak positif, artinya si anak terbiasa melihat contoh-contoh kritik yang

kasar di media sosial seperti  facebook, Instagram, tik tok dll.

 

PPL SIKLUS 4

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

Siswa kurang mampu dalam membuat argument dan mengembangkan kata-kata dalam pembuatan teks eksposisi berdasarkan struktur dan unsur kebahasaan Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal:

1.    Kesulitan menentukan argumen

2.    Kesulitan mengembangkan kata-kata

3.    Kesulitan mengemukakan fakta

4.    Model pembelajaran masih menggunakan model yang konvensional atau klasik

5.    Media yang digunakan belum membuat anak tergugah untuk belajar, dan anak belum terstimulus, seperti penggunaan buku paket saja

6.    Keadaan makin buruk saat pembendaharaan kata anak sangat minim karena system sekolah daring pada saat pandemi.

PPL SIKLUS 1-4

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan :

Praktik ini penting untuk dilakukan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat besar dan luar biasa dalam proses pembelajaran diantaranya :

1.      Dengan menerapkan model dan media pembelajaran yang bervariasi, siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dari pembukaan, kegiatan inti dan penutup

2.      Model dan media pembelajaran lebih bervariasi

3.      Media yang digunakan dapat memotivasi anak untuk berfikir HOTS

4.      Proses pembelajaran lebih terstuktur

5.      Pembelajaran lebih student center

6.      Guru berperan sebagai fasilitator

7.      Tercapainya pembelajaran sesuai dengan RPP

 Yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini :

1.    Memperoleh bimbingan dalam proses penyusunan  rencana pembelajara PPL siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan siklus 4 dan melaksanakan sesuai dengan arahan

2.    Melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil penyusunan rencana pembelajaran PPL  siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan siklus 4dosen, guru pamong dan teman-teman mahasiswa untuk diberikan saran dan masukan

3.    Mengunggah perangkat pembelajaran PPL siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan siklus 4 di LMS sesuai waktu yang telah ditentukan

4.    Melakukan aksi PPL siklus 1, siklus 2, siklus 3 dan siklus 4 sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di buat dan di upload

5.    Melakukan proses KBM secara efektif dengan menggunakan media, metode dan model pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai yang di harapkan.

6.    Menggunggah video full tanpa editing di LMS

7.    Mengunggah video yang telah di edit dengan durasi 10-15 menit di LMS

8.    Mengadakan refleksi dan evaluasi

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

PPL SIKLUS 1-4

              Tantangan Untuk mencapai Tujuan :

1.      Peserta didik kesulitan dalam memahami kata arkais (materi teks hikayat)

2.      Kurangnya KBBI untuk mencari kata arkais ( materi teks hikayat)

3.      Siswa yang masih kesulitan mengembangkan imajinasi (materi teks puisi)

4.      Siswa yang masih kesulitan dalam mengkritik tapi dengan sindiran (materi teks anekdot)

5.      Siswa kesulitan menerapkan humor/ kata-kata lucu dalam teks (materi teks anekdot )

6.      Siswa yang masih kesulitan dalam megungkapkan argument  (materi teks eksposisi)

7.      Siswa kesulitan mengembangkan kata-kata (materi teks eksposisi)

8.      Terbatas nya sarana pendukung

9.      Kameramen yang bertugas pada saat bersamaan ada kegiatan sekolah, sehingga proses perekaman hanya mengandalkan kamera statis.

10.  Video yang sempat hilang di ppl ke 3

  1. Cuaca yang tidak menentu saat pembelajaran sehingga kesulitan dalam jaringan
  2. Kaktifan peserta didik dalam kelompok masih kurang

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

1.      Mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan pada proses pembelajaran, seperti menyiapkan kelas yang representatif, menyiapkan rombongan belajar, berkoordinasi dengan guru lain saat meminta pertukaran jam, berkoordinasi dengan kameramen, dan menyiapkan media yang dibutuhkan, seperti handphone, kamera, tripod, infokus, layar, dan laptop.

2.      Menggunakan waktu yang ada walaupun sangat terbatas dengan sebaik mungkin dalam membimbing siswa dan menyiapkan proses pembelajaran saat PPL.

3.      Menggunakan model pembelajaran discovery Learning pada PPL siklus 1 dan 2  dan problem based learning dalam pembelajaran di kelas pada PPL  sikulus 3 dan 4.

4.      Melakukan diskusi dan mendapat bimbingan dari dosen dan guru pamong selama kegiatan

Strategi yang digunakan :

1.      RPP di susun sesuai dengan kurikulum dan di lengkapai dengan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat.

2.      Memilih kelas yang telah terpasang infokus dan layar agar memudahkan dalam persiapan pembelajaran.

3.      Pemilihan model pembelajaran

                  Guru memilih model pembelajaran discovery Learning yang sesuai dengan karakteristik Siswa dan materi ajar. Pada PPL 1 sampai PPL ke 4, guru memilih model pembelajaran discovery Learning, sesuai dengan hasil wawancara dan kajian literatur bahwa model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar. Guru harus mempelajari model pembelajaran Discovery Learning ini serta melaksanakan tiap-tiap langkah yang tertuang di dalam RPP

4.      Meningkatkan motivasi siswa

               Guru menyampaikan kegunaan pembelajaran hari ini dalam kehidupan sehari-hari. Serta pembelajaran berpusat ke siswa yang menuntut siswa untuk terlibat aktif.

Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat :

1.      Yang terlibat adalah siswa, saya sendiri sebagai guru dan di bantu oleh rekan guru untuk merekam video

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini :

1.      Video pembelajaran yang di download dari youtube

2.      Laptop, infokus, layar, handphone, mic wireless

3.      Perangkat pembelajaran RPP sesuai dengan kurikulum

4.      Pengembangan Media ajar

5.      LKPD

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

PPL SIKLUS 1

Dampak  Langkah-langkah proses pembelajaran aksi 1 -4

1.      Dampak dari penerapan model pembelajaran discovery Learning dan problem based learning dalam PPL 1 sampai PPL 4 serta penyusunan skenario pembelajaran yang sitematis menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan lebih memahami konsep saat pembelajaran karena proses pembelajaran yang padat dan menitik beratkan pada aktifitas siswa sehingga sekitar 98% anak mendapat nilai diatas KKM.

2.      Peserta didik mampu mengembangkan ranah afektif yang terfokus dalam rasa syukur (digambarkan dengan berdoa di awal dan akhir pembelajaran), disiplin(mengikuti pembelajaran sesuai dengan tata tertib ), tanggung jawab ( bisa mempertanggung jawabkan apa yang mereka buat) , Sopan santun (selalu memiliki sifat positif dalam pembelajaran), percaya diri (mulai percaya diri untuk berargumen dan mempresentasikan hasil ciptaannya)

3.      Peserta didik mampu mengembangkan Ranah kognitif dan psikomotor yang mencakup pada ranah kognitif C1 sampai C6 (KKO Anderson) dan psikomotor mencakup P1 sampai P5 (KKO Anderson)

4.      Siswa mampu mengembangkan pemikirannya yang kemudian dituangkan melalui tulisan

5.      Siswa belajar untuk lebih aktif bertanya dan menjawab di kelas dengan percaya diri

6.      Siswa mampu mengemukakan hasil diskusinya dengan percaya diri

Efektifitas proses pembelajaran :

1.      Pembelajaran sudah efektif karena siswa mulai aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran sehingga tercermin student center

2.      Siswa dengan semangat belajar kosa kata baru Bahasa arkais yang di anggap sulit

3.      Siswa mampu membandingkan struktur dan kebahasaan  teks hikayat dan cerpen dengan baik

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan :

1.      Respon dari rekan rekan guru di sekolah sangat positif. Mereka ingin mencoba menerapkan model pembelajaran discovery Learning  dan problem based learning yang benar dan metode pembelajaran yang di gunakan yang telah  menerapkan unsur TPACK dalam kegiatan pembelajajaran. Menurut rekan rekan guru, siswa akan lebih mudah memahami materi jika proses pembelajaran nya menggunakan Metode dan Model pembelajaran serta menerapkan unsur TPACK yang tepat

2.      Respon dari kepala sekolah bahwa banyak ilmu yang didapat dari mahasiswa PPG ini, mulai dari penggunaan model pembelajaran yang benar, penggunaan media yang menarik dan penggunaan LKPD yang tepat sebagai acuan pembelajaran, sehingga kepala sekolah berniat untuk membuat bimtek pembekalan suvervisi dimana mahasiswa ppg yang akan menjadi pembicaranya.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan :

1.      Penggunaan model dan metode serta penerapan unsur TPACK dalam pembelajaran

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut :

1.        Harus di persiapkan lebih maksimal lagi meskipun banyak tantangan yang di hadapi pada pelaksanaan PPL ini.

2.        Memilih strategi dan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa

 

RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN PPL

Nama                           : TETI NUR’AENI, S.Pd

Hari / Tanggal             :

PPL                             : SIKLUS 1-4

Kelas                           : X

 

NO.

RENCANA KEGIATAN

TUJUAN KEGIATAN

WAKTU DAN TEMPAT

PIHAK YANG TERLIBAT

1

PPL SIKLUS 1 :

v  Membuat penyuluhan MGMP sekolah tentang perangkat pembelajaran yang baik dan benar

Membuat perangkat pembelajaran inovatif dan mengimplementasikannya pada proses pembelajaran untuk Kompetensi Dasar tertentu di semester 2, yang terdiri dari:

-          RPP

-          Media pembelajaran interaktif

-          LKPD interaktif

-          Bahan ajar

-          Instrumen penilaian

 

 

 

 

 

 

v Melaksanakan diseminasi hasil PPG pada rekan sejawat

 

1.    Melalui penyuluhan guru Bahasa Indonesia di SMK N 1 Rajadesa dapat mengenal model dam metode pembelajaran yang tepat sehingga melalui penggunaan model dan metode pembelajaran inovatif serta pemanfaatan TPACK dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat belajar bahasa siswa.

2.    Melalui penyuluhan guru Bahasa Indonesia di SMK N 1 Rajadesa dapat mengenal media interaktif yang baik dan tepat, seperti penggunaan video sebagai stimulus, penggunaan LKPD sebagai penuntun pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi siswa.

3.    Melalui penyuluhan guru Bahasa Indonesia di SMK N 1 Rajadesa  agar guru mengenal model pembelajaran dan gaya belajar yang sesuai dengan karakteristik yang dapat Merangsang peserta didik untuk bernalar kritis dan aktif dalam pembelajaran.

4.    Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa indonesia.

 

1.    Menginformasikan hasil PPG, terutama Pratik Pengalaman Lapangan (PPL) kepada kepala sekolah dan rekan sejawat diluar rekan MGMP Bahasa indonesia.

2.    Menginformasikan model, metode, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan pada pelaksanaan PPL yang dapat membuat pembelajaran aktif dan efektif .

3.    Memberikan gambaran atau inspirasi kepada rekan sejawat sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model dan metode pembelajaran inovatif

Januari 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Januari 2023

-  Rekan MGMP Bahasa Indonesia

-  Siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kepala sekolah wakasek kurikulum, dan rekan sejawat.

 

2

PPL SIKLUS 2

v  Rencana Pembuatan ISBN Puisi karya siswa

 

 

 

 

 

 

 

v  Pembuatan Laporan Penelitian Kelas

 

1.     Membuat anak termotivasi untuk menulis puisi yang indah

2.     Membiasakan anak untuk berkarya dan memiliki bukti karya yang memiliki hak cipta dan di terbitkan

3.     Membuat anak bangga terhadap kemampuan menulisnya, dan termotivasi untuk terus belajar menulis.

 

1.    memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah

2.    Memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

3.    Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya

4.    Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya: pendekatan, metode, strategi dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran

 

Februari 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

Maret 2023

 

·   MGMP Bahasa Indonesia

·   Penanggung jawab literasi sekolah

·   Wakasek kurikulum

·   siswa

 

 

·      kepala sekolah

·      wakasek kurikulum

·      siswa

 

3

PPL SIKLUS 3

v  Pembuatan artikel ilmiah kritik anekdot

 

1.     Menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat, bahwa dalam kehidupan ada tatakrama dan sopan santun untuk menyampaikan sebuah kritikan agar orang lain tidak tersinggung

2.     Pembuktian dalam menghadapi dan memecahkan masalah sehingga siswa dan masyarakat bisa lebih bijak dalam penyampaian setiap keritik baik itu secara langsung ataupun di media sosial.

3.     Untuk membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa dalam segi pembelajaran etika, norma dan tatakrama penyampaian kritik telah memenuhi kriteria.

Desember 2022

·   Saya sendiri

·   Kompasiana

 

 

4

PPL SIKLUS 4

Pembuatan artikel ilmiah eksposisi bahaya merokok

1.     Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk foster etos ilmiah di kalangan siswa sampai mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi seorang konsumen pengetahuan, tetapi mampu menjadi produsen berpikir dan menulis di bidang ilmu pengetahuan

2.     Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya tentang bahaya merokok yang menjadi kebiasaan sehari-hari di masyarakat.

3.     untuk menginformasikan, menganalisis, dan membujuk dengan cara yang lugas dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam menjauhi rokok dalam kehidupan sehari-harinya.

Februari 2023

·      MGMP Bahasa Indonesia sekolah