Seni
Musik Tradisional
Sumber: romandecade.com |
Dilansir
dari Ensiklopdi Nasional Indonesia ( 1990 : 413 ) disebutkan bahwa
kata musik berasal dari bahasa Yunani mousike yang diambil dari nama dewa
dari mitologi Yunani yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu.
Sedangkan
Tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditio yang artinya
kebiasaan masyrakat yang sifatnya turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahawa
Seni Musik tradisional adalah sebuah seni musik yang menggambarkan ciri khas
dari kalangan masyarakat tertentu secara turun temurun.
- A. Pengertian
Seni Musik
sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/11/16/mengenal-rindik-alat-musik-tradisional-bali |
Seni,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, adalah sebuah
keahlian yang membuat karya bermutu, entah itu dilihat dari sisi kehalusan atau
keindahannya. Disebutkan juga bahwa seni adalah karya yang diciptakan dengan
keahlian luar biasa.
Kata
kedua yaitu musik didefinisikan sebagai ilmu menyusun nada atau suara dalam
urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi yang
berkesinambungan. Musik juga diartikan sebagai nada atau suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama dan keharmonisan.
- B. Konsep
Pertunjukan Musik Tradisional
Di
dalam sebuah konsep pertunjukan musik tradisional terbagi menjadi beberap jenis
yaitu yang pertama :
- 1. Suara
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, suara adalah bunyi yang
dikeluarkan dari mulut manusia dan alat-alat. Suara bisa berbentuk gumaman,
dengungan, siulan, nyanyian, teriakan, atau tangisan. Pukulan, gesekan, tiupan
atau tekanan pada suatu alat juga dapat menghasilkan suara. Dalam konsep seni
musik, suara yang dimaksud adalah suara yang menghasilkan melodi dan harmoni
lewat sebuah karya musik.
Suara,
atau sebut saja nyanyian, yang ditampilkan secara solo (1 orang), duet (2
orang), trio (3 orang), kwartet (4 orang), atau paduan suara (lebih dari 12
orang). Suara manusia, yaitu pria dan wanita, masing-masing memiliki 3 jenis
suara. Jenis suara yang dimiliki wanita adalah sopran, mezzo-sopran dan alto.
Pria memiliki jenis suara tenor, baritone, dan bass. Jenis-jenis suara pada
wanita dan pria memiliki tingkat yang sama, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
- 2. Tangga
Nada
Konsep
yang kedua seni musik adalah tangga nada, yang didefiniskan sebagai suatu
susunan nada atau tingkatan-tingkatan bunyi, umumnya terbagi menjadi 7 nada,
yaitu do, re, mi, fa, sol, la, dan si. Secara umum tangga nada ini yang dikenal
dengan sebutan nada mayor dan minor. Interval pada tangga nada mayor adalah 1,
1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2, sedangkan interval minornya adalah 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1,
1.
Tangga
nada mayor biasa dimulai dengan nada do, dan sifat lagu yang dibuat dengan nada
mayor bersifat gembira dan cerah. Contoh lagu-lagu dengan tangga nada ini
adalah “Anak Gembala” yang dipopulerkan oleh Tasya cilik dan lagu “Selamat
Ulang Tahun”.
Begitu
sebaliknya dengan tangga nada minor yang bersifat sedih, dan dimulai dengan
nada la. Contoh lagu nada minor adalah “Syukur” oleh H. Mutahar dan “Terima
Kasih Guruku” yang diciptakan oleh Sri Widodo.
- 3. Durasi
waktu
Konsep
seni musik ini mungkin jarang didengar, tetapi peran inilah sangat penting
dalam sebuah seni musik. Menurut Galettis (2009), durasi berhubungan dengan
panjang pendek nada dan tanda istirahat dalam suatu karya musik.
Di
dalamnya termasuk beat atau tanda ketukan, tanda birama, pulses, rhythm, meter,
nilai not, tanda istirahat, dan tempo. Kita tidak akan membahas dari
keseluruhan elemen durasi, tetapi kita hanya cukup berfokus pada 4 elemen,
yaitu beat, rhythm, meter, dan tempo.
- 4. Jenis
Tangga Nada
Dalam
seni musik, tangga nada secara umum ada 2 jenis, yaitu diatonik dan pentatonik.
Diatonik merupakan tangga nada yang sudah umum kita pakai, berisi 8 nada yang
tentunya sudah kita hafal diluar kepala. Tangga nada ini bermula dari negeri
barat, dan dipakai di seluruh dunia hingga saat ini.
Tidak
seperti diatonik, jenis tangga nada pentatonik hanya memiliki 5 nada saja.
Susunan nada seperti ini dapat di temukan dalam musik tradisional, yaitu
seperti musik gamelan yang merupakan musik asli Indonesia memakai tangga nada
pentatonik. Gamelan Jawa menggunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 yang disebut laras
slendro. Adapun gamelan Bali juga menggunakan nada pentatonik yang disebut
pelog, berisi nada 1, 3, 4, 5, dan 7.
- C. Elemen
Dalam Konsep Durasi
Sumber:
widadari.blogspot.com
- 1. Beat
Beat
atau lebih mudahnya kita sebut sebagai ketukan, dibagi menjadi 2, ada ketukan
kuat dan ketukan lemah. Dalam lagu birama 2/4 atau 3/4, ketukan kuat akan
terasa pada ketukan pertama saja. Lain halnya dengan birama 4/4, ketukan kuat
terasa pada ketukan pertama dan ketiga. Ketukan kuat biasa dijadikan patokan
untuk mengisi chord pada suatu lagu.
- 2. Rhythm
Elemen
ini sering disebut sebagai ‘pengisi’ dalam suatu lagu. Rhythm dibuat berdasarkan
panjang pendeknya nada dan tanda istirahat pada sebuah lagu. Rangkaian nada
berulang dalam suatu lagu bisa disebut sebagai rhythm. Komposer membuat nada
berulang tersebut dengan tujuan agar penikmat musik dapat mengingat karya
musiknya dengan mudah. Kita juga bisa mendegar rhythm lewat intro sebuah lagu,
yang digunakan untuk memperkenalkan lagu pada penikmat musik.
- 3. Meter
Yang
dimaksud dengan meter dalam seni musik ini adalah sebuah pengelompokan ketukan.
Kelompok ketukan yang biasanya umum dipakai adalah 2 ketuk, 3 ketuk, dan 4
ketuk. Dalam partitur, lagu yang memiliki 2 ketukan di setiap barnya ditulis
2/4, lalu 3/4 untuk 3 ketuk, dan 4/4 untuk 4 ketuk. Ada pula lagu yang memiliki
6 ketukan setiap bar, biasa ditulis 6/8. Ketukan yang umum digunakan adalah
4/4, contohnya lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya” dan lagu nasional “Maju
Tak Gentar”. Ketukan 3/4 juga cukup sering digunakan, contoh lagunya adalah
“Burung Kakatua” dari Maluku.
- 4. Tempo
Elemen
terakhir yang tak kalah penting adalah tempo, yang didefinisikan sebagai
kecepatan ketukan dalam sebuah lagu. Tempo ditulis para komposer untuk
menyatakan kecepatan lagu yang mereka inginkan, dan seperti apa keseluruhan
lagu saat dimainkan. Tempo bisa dibuat pelan, sedang, cepat, atau sangat cepat.
Istilah-istilah tempo yang cukup dikenal adalah adagio (lambat dan lembut),
moderato (sedang), allegro (cepat), dan presto (sangat cepat).
- D. Ciri-Ciri
Musik Tradisional
Sumber:
portalteater.com
Ciri
khasnya musik tradisional tentunya terdapat sebuah perbedaan antara seni musik
tradisional dengan jenis seni musik lainnya. Berikut ini adalah ciri
khas Seni musik tradisional :
1)
Dipelajari Secara Lisan
Seperti
yang dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang diwariskan
secara turun temurun dari jaman nenek moyang hingga sekarang, oleh karena itu
dalam proses pembelajarannya pun terbatas secara lisan.
Ketika
generasi sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni musik tradisional kepada
generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari para generasi muda
secara langsung dari mulut ke mulut, begitu pula dengan generasi muda yang
harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan adalah
pembelajaran secara lisan.
Demikian
pula dengan seterusnya hingga sampai akhirnya kekayaan/warisan turun-temurun
berupa seni musik itu dikenal sebagai ciri khas masyarakt tersebut.
Bagaimana
mungkin dapat menghafal secara lisan tanpa catatan atau apapun? Tentu saja
prosesnya tidak mudah dan tidak sebentar, setiap daerah memiliki budaya
masing-masing dan pastinya proses pembelajarannya dilakukan secara
berkesinambungan atau terus-menerus.
2)
Tidak Memiliki Notasi
Poin
ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan
membuat para pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi
yang tertuang di dalam kertas, partitur atau semacamnya.
Dari
kedua poin di atas kita harus mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang
tetap bisa mempertahankan kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya
lebih bisa menunjang pembelajaran dari satu generasi ke generasi lain.
Namun
tentu saja tetap ada sisi buruknya, yiatu, jika suatu saat nanti suatu generasi
tidak mempau mengajarkan ayau mempertahankan kesenian tradisional mereka, maka
sudah bisa dipastikan hal yang telah dipertahankan dari masa ke masa itu bisa
punah seketika.
Solusinya
adalah dengan cara membenahi informasi-informasi mengenai sejarah atau seni musik
tradisional sehingga kelak ke siapapun (terlepas dari daerah mana dia berasal)
orang akan bisa ikut melestarikannya.
3)
Bersifat Informal
Umumnya
kebanyakan dari semua seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki
fungsi yang tidak begitu terlalu serius atau sifatnya formal, meski memang ada
beberapa musik tradisional yang digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku.
Namun
kebanyakan bersifat informal karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan
sebuah musik khas diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat
menghibur masyarakatnya.
4)
Permainannya tidak Terspesialisasi
Pada
umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya
adalah orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut
meski tidak menutup kemungkinan orang lainpun dapat memainkannya.
Dan
pada biasanya orang-orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis alat
musik saja namun bisa lebih. Sehingga banyak dari mereka yang mampu memainkan
bermacam-macam alat musik. Misal seorang sinden biasanya memiliki
keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan degung, dll.
5)
Syair Lagu Berbahasa Daerah
Seperti
Syiar lagu jawa memiliki alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti
karakter kebanyakan orang jawa. Dengan kata lain benar-benar memberikan nuansa
kedaerahan.
dari
awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional umumnya
menggunakan bahasa dari daerah masing-masing. Namun tidak hanya sebatas itu
saja, Seni Musik Tradisional biasanya turut serta menghadirkan melodi atau
alunan musik yang sesuai dengan karakter daerahnya.
6)
Lebih Melibatkan Alat Musik daerah
Pada
umumnya, lagu yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau dimainkan
dengan alat-alat musik tradisional dari daerah tersebut. Seperti hanya musik
sunda dimana penyanyinya membawakan lagu ‘bubuy bulan’ yang biasanya akan
diiringi oleh alat musik khas sunda seperti karinding, degung, dll. Begitu pula
dengan lagu-lagu daerah lainya.
Merupakan
bagian dari budaya Masyarakat Musik tradisional benar-benar penggambaran dari
kebudayaan atau karakter suatu daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan
musik tradisional dapat menebak dari mana adal daerah musik tradisional
tersebut.
- E. Fungsi Musik Tradisional
1)
Sebagai Alat Komunikasi
Sejatinya,
memang musik bisa dikatan sebagai salah satu media komunikasi antara pencipta
dengan pendengarnya. Pencipta atau menulis lagu selalu berusaha mengkomunikasikan
apa yang dirasakannya atau menyampaikan suatu keadaan kepada pendengarnya.
Namun
lebih sederhana dari itu, ternyata di beberapa negara terdapat musik atau
beberapa nada yang digabungkan secara unik sebagai sebuah pertanda. Contoh yang
sering kita temui adalah suara atau bunyi dari lonceng, di Indonesia sendiri,
jika di bunyikan di sekolah makan itu berarti saatnya istirahat.
2)
Sebagai Sarana Hiburan
Sudah
jelas sekali bahwa kebanyakan musik diciptakan untuk menghibur atau untuk
mengiringi suka cita. Tidak hanya itu saja, namun musik dapat dimanfaatkan
sebagai mengalihkan fikiran dari rutinitas kegiatan sehari-hari.
Hal
ini kontras sekali terjadi di daerah-daerah. Dimana masyarakat sekitar biasanya
rutin menyelenggarakan pertunjukan musik daerah mereka dan lepas dari rutinitas
untuk waktu beberapa saat.
3)
Sebagai Musik Pengiring Tarian
Tarian
daerah mana yang tidak menggunakan musik sebagai pengiringnya? Rasanya setiap
tarian pasti memiliki musik tertentu dan gerakannya didasarkan pada
ketukan-ketukan musik yang menggambarkan sebuah makna atau arti tertentu.
4)
Sebagai sarana adat budaya (Ritual)
Sedikit
banyak dari seni musik tradisional baik di dalam Indonesia maupun di luar
negeri yang menggunakan seni musik tradisional sebagai ritual adat. Sebut saja
dari salah satu suku di papua yang selalu membawakan musik tradisional sebagai
sarana mereka lengkap dengan tariannya ketika menyambut sebuah tamu kehormatan.
5)
Sebagai sarana ekomoni
Dibeberapa
daerah baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak orang/pemain musik
tradisional yang menjadikan permainan musik mereka sebagai usah menyambung
hidup atau mata pencaharian.
Ada
yang mengelolanya secara besar sehingga banyak menampung/menyerap banyak tenaga
kerja, adapula yang melakukannya sendiri atau terbatas dengan sebuah kelompok
kecil. Meraka akan mendapatkan bayaran dari pihak yang meminta mereka
membawakan pertunjukan musik tradisional, biasanya dalam acara-cara kedaerahan
atau acara pernikahan, sunatan, dll.
6)
Sarana pengembangan Diri
Yang
terakhir adalah sebagai sarana dalam pengembangan diri. Selain menambah
keterampilan, orang-orang yang bergelut dalam dunia ini biasanya memiliki
karakter yang kental akan budaya daerahnya sehingga karakter-karakter atau ciri
khas orang di daerah tersebut tidak akan hilang atau tergerus arus globalisasi.
- F. Macam-Macam Musik Tradisional
Setiap
negara pastinya memiliki musik tradisional masing-masing misalnya saja.
- Ø Musik
Tradisional Indonesia
- Ø Musik
Gong Luang, Laras Madya, Santi Swara, Karang Dodou, Musik Huda, Goong rentang,
Musik Krumpyung, Gambang Kromong, dll.
- Ø Musik
Tradisional Spanyol
- Ø Musik
Tango, Brukdown, Samba, Salsa, Bachata, Cha Cha Cha, Reggaeton.
- Ø Musik
Tradisional Korea
- Ø Minyo,
Pansori, Arirang, Nongak, Samul Nori, dll.
- Ø Musik
Tradisional Jepang
- Ø Biwa Hoshi, Heike Biwa, Moso dan Biwa.
- G. Contoh
Alat Musik Tradisional
- Ø Angklung
- Ø Sarune
kale
- Ø Aramba
- Ø Saluang
- Ø Gambus
- Ø Serangko
- Ø Accordion
- Ø Doll
- Ø Bande
- Ø Sasando
- Ø Gamelan
- Ø Kolintang
- Ø Kendang
- Ø Tifa
- Ø Bonang
- Ø Panting
- Ø Kecapi
- Ø Gong
- Ø Gendang
Melayu
- Ø Tebangan
- Ø Genggong
- Ø Kompang
- Ø Jengglong
Dunia
ini penuh warna dengan segala keanekaragaman bahkan pada musik sekalipun,
eksistensi musik tradisional yang mulai tergerus oleh musik modern tidak
membuat para pelakunya atau pewarisnya gentar.
Malah
justru semakin menunjukan bahwa seni musik tradisional tidak hanya dikenal di
daerah masing-masing saja, namun musik tradisional dapat mendunia. Hingga
terbukti saat ini dari banyaknya seniman atau pemusik tradisional Indonesia
yang menjuarai kompetisi tingkat dunia.
Setelah
banyak mengetahui tentang seni musik tradisional beserta fungsi, pengertian dan
lengkap dengan contohnya, semoga kita semua dapat ikut melestarikan seni musik
tradisional khususnya di Indonesia tanah air, tanah tercinta. Sekian semoga
artikel ini bermanfaat dan Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar