Rabu, 03 November 2021

MATERI SEJARAH INDONESIA KD 3.1 4.1 KONSEP BERFIKIR SINKRONIK DAN DIAKRONIK

 



Dalam mempelajari sejarah tentu kita harus dapat berpikir secara sinkronik dan diakronik, dengan berpikir seperti itu kita dapat mengetahui sejarah dari segala aspeknya dan kitapun bisa mengetahui urutan kapan peristiwa tersebut terjadi dan apa sangkut pautnya dengan peristiwa yang lain, tapi sebenarnya apasih maksudnya berpikir secara sinkronik dan diakronik  itu ?? yu kita baca ulasan dibawah ini

  1. BERPIKIR SINKRONIK

Sinkronik aslinya berasal dari bahasa Yunani yaitu "syn" yang artinya Dengan dan "khronos" yang artinya Waktu/Masa. Tapi Sinkronik artinya Meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Jadi berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa pada intinya saja,tidak menganalisa suatu suatu peristiwa dari awal.Contohnya menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI. Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.

Adapula ciri-ciri berpikir sinkronik :

  1. Bersifat horizontal. (tidak menjelaskan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja)
  2. Cakupan kajian yang lebih sempit.
  3. Cenderung lebih sulit dan serius.
  4. Kajiannya lebih terstruktur.
  5. Mengkaji masa tertentu.
  6. Tidak terdapat konsep perbandingan.

Berikut ini salah satu contoh sinkronik dalam mempelajari sejarah seperti:

  1. Suasana Pembacaan Teks Proklamasi

Tanggal 17 agustus tahun 1945 teks proklamasi di bacakan, sehingga menjadi peristiwa yang penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi di Jl. Pegangsaan timur No. 56 yang saat ini bernama jalan Proklamasi. Saat pembacaan teks proklamasi di hadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang dapat di jadikan senjata, karena walaupun Jepang telah kalah dari sekutu, tapi tentara Jepang masih ada di Jakarta dan suasana Jakarta masih dalam keadaan kondusif.

Pada awalnya teks proklamasi akan di bacakan dilapangan Ikeda, tapi dipindahkan ke tempat tinggal Ir. Soekarno sebab dikhawatirkan akan terjadi bentrokan dan menimbulkan pertumpuhan daarah. Sehinggga sekitar 100 orang anggota barisan pelopor berjalan dari lapangan ikeda ke tempat tinggal Ir. Soekarno, mereka telat tiba dan menuntut ingin dibacakan ulang teks proklamasi, tapi di tolak dan diberikan amanat oleh Moh. Hatta.

Kesimpulan

Jadi sinkronik yakni cara berfikir dalam mempelajari struktur suatu peristiwa pada sejarah, dalam kurun wakti tertentu. Kata sinkronik sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni kata “Syn” yang artinya “Dengan” dan “Chronoss” yang artinya “waktu”.

Jadi disimpulkan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Adapun ciri-ciri sinkronik dalam mempelajari suatu peristiwa sejarah seperti:

Mempelajari peristiwa yang terjadi saat masa tertentu.

Dalam mempelajari peristiwa selalu menfokuskan terhadap pola-pola, gejala-gejala dan karakter.

Tidak mempunyai konsep perbandingan.

Memiliki jangkauan yang lebih sempit.

  1. Keadaan Ekonomi di Indonesia

Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan dimana-mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat membuat harga-harga barang meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali. Pendapatan per kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi 610 US$/kapita pada tahun 1998.

  1. Suasana Pada Saat Tragedi G30S/PKI

Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil menuju Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil mengambil kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.

  1. Pembangunan Pada Era Orde Baru

Orde Baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto membuat program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi. Bahkan pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada tahun 1970-an Indonesia adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada masa ini terjadi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.

 

  1. BERPIKIR DIAKRONIK

                  Berbeda dengan Sinkronik, Diakronik aslinya berasal dari bahasa latin yaitu  "Dia" yang artinya Melalui/Melampaui dan "Chronicus" yang artinya Waktu. Tapi Diakronik artinya Memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang . Berpikir diakronik disebut juga berpikir kronologis,Berbeda dengan berpikir sinkronik, berpikir diakronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa dari awal mula peristiwa itu terjadi hingga akhir dari peristiwa itu. Contohnya menjelaskan tentang pertempuran 5 hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristi itu terjadi sampai akhir atau menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini. Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses dari suatu peristiwa bersejarah.

Adapula ciri-ciri berpikir Diakronik :

  1. Bersifat vertikal. (menjelaskan prroses suatu peristiwa dari awal hingga akhir)
  2. Cakupan kajian jauh lebih luas.
  3. Terdapat konsep perbandingan.
  4. Memiliki sifat historis/komparatif.
  5. Mengkaji masa yang satu dan yang lain.

Contoh peristiwa diakronik :

  •  Pertempuran Ambarawa (20 Okober - 15 Desember 1945)
  • Pertempuran Surabaya (27 Oktober  20 November 1945)
  • Pertempuran 5 hari di Semarang (15 Oktobber - 19 Oktober 1945)
  • Perang Padri (1821 - 1837)
  • Prang Dipenogoro (1825 - 1830)

 

 

0 komentar:

Posting Komentar