Jumat, 17 Januari 2020

MATERI SEJARAH INDONESIA 3.10 4.10 KURIKULUM 2013 REVISI 2018 Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Liberal dan Kondisi ekonomi pada masa awal Demokrasi Terpimpin




Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Liberal dan Kondisi ekonomi pada masa awal Demokrasi Terpimpin


3.10 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai dengan masa Demokrasi Terpimpin
4.10 Menyajikan hasil telaah tentang perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai masa Demokrasi Terpimpin

Politiknya menggunakan sistem multipartai yang memicu terjadinya persaingan antar fraksi politik di parlemen untuk saling menjatuhkan.
1.   Sistem pemerintahan
Ø  Presiden hanya bertugas menjadi kepala negara bukan menjadi kepala pemeritahan.
Ø  Kegiatan pemerintahan dilakukan oleh menteri.
Ø  Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab terhadap parlemen (DPR).
Ø  Sistem pemerintahan yang berjalan yakni parlementer.
2.   Kabinet
a.     Kabinet Natsir
Gabungan antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya/ Parindra, Partai Katolik, Parkindo dan PSII. Moh. Natsir, perdana Menteri pertama kali di Indonesia yang berasal dari Partai Masyumi. Didukung oleh Moh. Roem, Assaat, Djuanda, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Soemitro Djojohadikusumo. Perekonomian Indonesia mencapai masa paling jaya. Kabinet Natsir mulai runtuh saat Hadikusumo dari PNI mengajukan mosi tuntutan supaya pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 mengenai pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
b.     Kabinet Sukiman
1)    Gabungan antara PNI dan Masyumi. Soekarno mendeklarasikan Sukiman dari Masyumi dan Suwirjo dari PNI.
2)    Program Kabinet Sukiman, yaitu :
Ø Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
Ø Menciptakan dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangka waktu yang pendek dan jangka yang panjang.
Ø Menuntaskan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan otonomi daerah.
Ø Menyiapkan UU mengenai pengakuan serikat buruh.
Ø Melaksanakan politik luar negeri sistem bebas aktif.
Ø Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia sesegera mungkin.
3)    Keputusan kontroversial yakni, Keputusan Menteri luar negeri Ahmad Soebardjo menyetujui perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan Duta besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
4)    Sunario dari PNI berasumsi bahwa Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri bebas aktif. Akibatnya, Ahmad Soebardjo mengundurkan dirinya.
c.     Kabinet Wilopo
1)      Gabungan antara PNI dan Masyumi.
2)      Berlakunya sistem Zaken Kabinet terdiri dari menteri-menteri ahli dalam bidangnya.
3)      Berbagai permasalahan yang terjadi, seperti:
Ø Krisis ekonomi sebab anjloknya ekspor impor yang tidak terkendali.
Ø Timbul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang membahayakan keutuhan bangsa.
Ø Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yakni peristiwa perselisihan internal dalam lingkungan TNI karena tidak kompaknya TNI.
4)   Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak seimbang/stabil ketika terjadi peristiwa tanjung Morawa.
d.     Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1)   Gabungan antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi bagian oposisi.
2)   Soekarno menyuruh Ali Sastroamidjojo PNI dan Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya menjadi perdana menteri dan wakil perdana menteri.
3)   Prestasinya, ialah:
Ø Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika/KAA.
Ø Menyusun panitia pemilu yang diketuai oleh Hadikusumo.
Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali meninjau kembali utang pemerintah dan cadangan devisa negara. Caranya, membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar/ KMB.
e.     Kabinet Burhanuddin Harahap
      Program utamanya, memberantas korupsi yang didukung oleh rakyat dan TNI.
      Prestasinya, sukses menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955 yang dilaksanakan dalam 2 tahap untuk memilih anggota DPR dan anggota Konstituante.
f.      Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1)   Gabungan antara PNI, Masyumi, dan NU.
2)   Program kerjanya, meliputi:
Ø Melakukan pembatalan hasil KMB.
Ø Berjuang mengembalikan Irian Barat ke naungan Indonesia.
Ø Memulihkan kembali keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
Ø Menjalankan hasil keputusan KAA.
Ø Merealisasikan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
3)   Bermacam permasalahan yang timbul, seperti:
Ø   Sentimen anti Tionghoa mulai berkembang biak di dalam masyarakat.
Ø   Timbul kekacauan di beberapa daerah yang merujuk pada gerakan separatisme.
Ø   Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional dampak dari pembatalan hasil KMB.
4)   Akhir masa Kabinet Ali II dikarenakan oleh mundurnya sejumlah menteri.
g.     Kabinet Djuanda
1.   Asal usul pembentukan :
Ø   Keadaan politik dan keamanan Indonesia yang semakin tidak menentu.
Ø   Pertentangan antar parpol semakin parah dan memanas.
2.   Dinamakan Kabinet Karya, sebab disusun berdasarkan zaken kabinet  Programnya, antara lain :
Ø   Menyusun Dewan Nasional, yakni badan yang bertujuan meneru dan menyalurkan aspirasi dari berbagai kekuatan non partai yang ada dalam masyarakat.
Ø   Normalisasi keadaan RI.
Ø   Mengusahakan pengembalian Irian Barat.
Ø   Menyegerakan proses pembangunan.
3.     Dalam memimpin sistem pemerintahan, Djuanda ditolong oleh Hardi, K.H. idham Chalid, dan J. Leimena. Prestasinya, meliputi:
Ø  Memutuskan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melewati Deklarasi Djuanda.
Ø  Mengadakan Musyawarah Nasional/ Munas untuk meredam pergolakan di berbagai daerah.
Masih banyak yang hal yang harus kamu ketahui dalam materi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi pada masa demokrasi liberal. Jadi, jangan cepat bosan ya! Yuk simak simak lanjutan pembahasannya di bawah ini :
1.     Sistem kepartaian
Ø  Dimulai dengan Presiden Soekarno membangu PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
Ø  Wapres Moh. Hatta menyatakan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dan terciptalah 10 parpol yaitu, Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai dan PKR.
Ø  Sistem kepartaian yang diterapkan adalah sistem multipartai.
2.     Pemilu 1955
1)    Diselenggarakan dalam 2 tahap, yakni :
Ø   Tahap pertama (29 September 1955) untuk pemilihan anggota DPR/parlemen.
Ø   Tahap kedua (15 Desember 1955) untuk pemilihan anggota Konstituante.
2)    5 partai terbesar dalam pemilu 1955 adalah PNI, Masyumi, PKI, PSII dan NU.
3)     Segi positif yang dapat dipetik, yakni:
Ø  Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
Ø  Sedikitnya jumlah orang yang tidak memilih/golput.
Ø  Ada kesadaran berdemokrasi.
3.     Kegagalan konstituante menyusun UUD
a.)    10 November 1956 Presiden Soekarno melantik sebanyak 514 anggota Konstituante.
b.)    Tugas badan Konstituante yakni, Merumuskan UUD yang baru.
c.)     Masalah utama yang harus dihadapi ialah, penetapan Dasar Negara.
d.)    Kegagalan Konstituante dikarenakan oleh:
Ø  Perdebatan yang terjadi secara berlarut-larut.
Ø     Adanya perselisihan yang berlangsung antar partai.
Ø  Timbulnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
e.)    Pada tanggal 30 Mei 1959, Konstituante menyelenggarakan pemungutan suara dan hasilnya mayoritas ingin kembali pada UUD 1945.
f.)     Posisi Konstituante terdesak saat A. H. Nasution menyatakan PEPERPU/040/1959 yang isinya, larangan terjadinya kegiatan politik.
g.)    Konstituante dibubarkan pada tanggal 5 Juli 1959 melewati Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal
1.   Permasalahan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal, yaitu :
      Permasalahan dalam jangka pendek, yakni pemerintah wajib mengurangi jumlah uang yang beredar dan memperbaiki kenaikan biaya hidup.
      Permasalahan dalam jangka panjang, yakni pertambahan penduduk yang tak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah.
2.   Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Liberal
A.   Gerakan Benteng
1)    Dikemukakan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
2)    Kebijakan diawali pada April 1950, yaitu:
     Memberikan pertolongan kepada pengusaha Pribumi supaya mereka berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut berwujud bimbingan konkret atau bantuan kredit.
     Mendirikan kewirausahaan Pribumi supaya mampu membentengi perekonomian Indonesia yang baru saja merdeka.
     b. Gunting Syafruddin
     Dikemukakan oleh Syafruddin Prawiranegara.
     Kebijakan diawali pada 15 Maret 1950 dengan pemotongan nilai uang/sanering.
3)    Nasionalisasi De Javasche Bank
Kebijakan yang berlaku adalah perubahan status De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Sirkulasi. Diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 menurut UU no. 24 Tahun 1951.
4)    Pembentukan Biro Perancang Negara
     Diciptakan pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
     Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum bisa dinikmati langsung oleh masyarakat.
     Dampak tidak adanya stabilitas/keseimbangan politik karena masa kabinet yang terlalu singkat menyebabkan penurunan drastis ekonomi, inflasi dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.
B.   Sistem Ekonomi Ali Baba
1)    Diprakarsai langsung oleh Iskak Tjokroadisurjo, seorang Menteri Perekonomian pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
2)    Kebijakan yang dilaksanakan, yaitu mendorong berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi dalam berusaha merombak ekonomi kolonial berubah menjadi ekonomi nasional.
3)    Langkah yang diambil, yaitu:
     Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI supaya bisa menduduki jabatan staf.
     Membangun perusahaan negara.
     Menyediakan fasilitas kredit.
     Memberikan lisensi untuk perusahaan swasta nasional.
Liberalisme masuk ke Indonesia setelah sekularisme masuk ke Indonesia, karena sekularisme merupakan akar liberalisme. Paham-paham ini masuk secara paksa ke Indonesia melalui proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip negara sekuler telah ada dalam Undang-Undang Dasar Belanda tahun 1855 yang menyatakan bahwa pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak salah satu agama atau mencampuri urusan agama.
Nah Greaters, itulah perkembangan kehidupan politik dan ekonomi pada masa demokrasi liberal. Selain di bidang ekonomi, dalam bidang lainnya pun Bangsa Indonesia sudah berkembang. Untuk tahu apa saja perkembangannya selanjutnya, kamu bisa membaca artikel lainnya di GreatEdu. Semoga bermanfaat!

C.      Kondisi ekonomi pada masa awal Demokrasi Terpimpin
Kondisi ekonomi pada masa awal Demokrasi Terpimpin  sangat terpuruk akibat pemberontakan-pemberontakan yang terjadi. Untuk mengatasi keadaan ekonomi pada masa ini, sistem ekonomi berjalan dengan sistem komando, di mana alat-alat produksi dan distribusi yang vital harus dimiliki dan dikuasai negara atau minimal di bawah pengawasan negara.
1)   Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas) Upaya perbaikan perekonomian Indonesia dilakukan dengan pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada 15 Agustus 1959 yang dipimpin Moh. Yamin. Dapernas kemudian menyusun program kerjanya berupa pola pembangunan nasional yang disebut sebagai Pola Pembangunan Semesta Berencana dengan mempertimbangkan faktor pembiayaan dan waktu pelaksanaan pembangunan. Pola Pembangunan Semesta dan Berencana terdiri atas Blueprint tripola yaitu proyek pembangunan, pola penjelasan pembangunan dan pola pembiayaan pembangunan Pada tahun 1963, juga dibentuk Badan Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno sebagai pengganti Depernas. Tugas Bappenas adalah menyusun rencana pembangunan jangka panjang maupun pendek.
2)   Penurunan nilai uang
Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1950 pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang. Gimana sih penurunan nilai uang tersebut? Sebagai contoh, untuk uang kertas pecahan Rp500 nilainya akan berubah menjadi Rp50 begitu seterusnya. Selain itu, semua simpanan di bank yang melebihi Rp25.000 akan dibekukan.
3)   Melaksanakan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (Dekon). Tujuan dibentuknya Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari imperialisme. Meski begitu, dalam pelaksanaannya Dekon tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, Dekon justru mengakibatkan perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian diatur atau dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak diabaikan.
4)      Pembangunan Proyek Mercusuar
Keadaan perekonomian semakin buruk karena pembengkakan biaya proyek mercusuar. Proyek Mercusuar Soekarno adalah proyek pembangunan ibukota agar mendapat perhatian dari luar negeri. Untuk memfasilitasi Ganefo (Games of the New Emerging Forces) sebagai tandingan dari Olimpiade, pemerintah membangun proyek besar seperti gedung CONEFO yang sekarang dikenal sebagai DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, pembangunan Monumen Nasional (Monas), dan pusat pertokoan Sarinah.

KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA
1.   Larangan pedagang asing di luar ibukota daerah
Dalam bidang sosial, pada masa Demokrasi Terpimpin pernah terjadi konflik antar pedagang asing, terutama Cina. Pada 1 Januari 1960, para pedagang asing dilarang berdagang di pedesaan. Akibatnya, banyak di antara mereka yang dipindahkan ke kota. Atas kebijakan tersebut pemerintah di Beijing memberikan reaksi keras terhadap usaha tentara Indonesia melarang warga negara asing (etnis Cina) bergerak dalam bidang usaha eceran diluar kota-kota besar.
2.   Kerusuhan di Jakarta
Pada masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia, keadaan sosial Indonesia mulai kacau. Kedutaan besar Inggris dan 21 rumah stafnya dibakar habis di Jakarta. Sebagai balasan, kedutaan besar Indonesia di Malaysia juga mengalami kerusakan. Hal ini berujung pada pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura.
3.    Konflik Lekra dengan Manikebu
Dalam bidang kebudayaan, juga terdapat konflik Lekra dan Manikebu. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) kelompok pendukung ajaran Nasakom sementara Manikebu (Manifesto Kebudayaan) adalah sekelompok cendekiawan yang anti dengan ajaran tersebut. Kelompok Manikebu mendukung Pancasila, namun tidak mendukung ajaran Nasakom. Manikebu tidak ingin kebudayaan nasional didominasi ideologi tertentu. Manikebu kemudian dilarang oleh pemerintah RI karena dianggap menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap revolusi. Tokoh-tokoh dalam Manikebu antara lain H.B. Jassin dan Taufiq Ismail.
4.   Pelarangan musik dan tarian ala Barat
Squad, sekarang kamu tentu bisa dengar berbagai musik dan menarikan berbagai tarian dengan bebas, ‘kan? Berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin, segala aspek kehidupan masyarakat berada di bawah dominasi politik. Bahkan, kelompok seniman Koes Bersaudara (Koes Plus) juga pernah ditahan oleh pihak Kejaksaan karena dianggap memainkan musik yang kebarat-baratan. Melalui pidato-pidatonya, Presiden Soekarno mengecam kebudayaan Barat berupa musik “rock and roll”, dansa ala “cha-cha”, musik pop.
Hidup di masa sekarang tentunya berbeda dengan kehidupan Indonesia di masa demokrasi terpimpin, ya. Jika di masa sekarang kita bisa hidup bebas, di masa itu pemerintah hampir “memasuki” semua aspek kehidupan. Kita harus bersyukur nih, Squad. Oh iya, kalau kamu mau diskusi tentang topik ini lewat ruangles yang pastinya didampingi sama guru-guru yang handal.

SUMBER :



0 komentar:

Posting Komentar